Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Menyantuni Anak Yatim: Penafsiran Ayat 220 surat al-Baqarah

Allah berfirman: وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلَاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (البقرة [2]: 220) Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah; “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .” (QS. Al-Baqarah [2]: 220). Dalam ayat ini, secara dialogis Nabi Muhammad saw. diminta menjawab pertanyaan seputar masalah anak yatim. Redaksi ini membuat uraian ayat di atas selalu aktual, membaca ayat itu memberi kesan, seolah-olah Nabi Muhammad sendiri yang sedang hadir di hadapan kita, dan beliau berkata: “Mengurus urusan anak yatim secara patu

Masalah Ontologi dalam Kajian Keislaman

Gambar
Tulisan ini dimuat dalam Jurnal Islam Futura Volume XI No. 1 - 2012 Abstrak Sebagian sarjana muslim menawarkan proyek islamisasi ilmu ( islamization of knowledge ) untuk melakukan pengembangan kajian keislaman. Namun tawaran ini ditolak oleh sarjana muslim lain dengan alasan yang berkaitan erat dengan persoalan landasan ontologis ilmu, yaitu asumsi dasar terhadap objek material. Akibatnya proyek islamisasi ilmu dianggap tidak signifikan oleh pihak yang menawarkan pengilmuan Islam. Kiranya ini bisa dijawab dengan menuntaskan masalah ontologi dalam kajian keislaman sehingga diperoleh cara pandang yang moderat. Dari itu tulisan ini mengkajinya dengan pendekatan filsafat rasionalisme kritis (realisme metafisik), dan menggunakan metode deduktif interpretif dengan uji falsifikasinya. Dari kajian ini ditemukan bahwa ontologi kajian keislaman adalah realitas teks yang berupa: 1) realitas fisis teks Alquran; 2) realitas metafisis dari teks Alquran. Nilai dari kedua realitas teks ini d