Bijaksana Ala Alquran
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah
kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat
Allah). (QS. Al-Isra’ [17]:
39).
Ayat ini merupakan penutup dari rangkaian 17 ayat dalam surat ke 17 (al-Isra’)
yang mengajarkan tentang kebijaksanaan (hikmah), yaitu mulai ayat 23 sampai
ayat 39. Jika diperhatikan, rangkaian ayat ini berisi dua belas larangan, enam
perintah, dan tiga penegasan. Pada ayat 38 dinyatakan, bahwa semua larangan
dalam ayat sebelumnya merupakan keburukan yang dibenci Allah. Lalu pada ayat 39
dinyatakan, bahwa semua ini adalah sebagian hikmah yang wahyukan Allah.
Dua belas larangan mulai dari ayat 23 adalah: 1) larangan menyembah
selain Allah; 2) larangan menyakiti orang tua; 3) larangan boros (tabzir);
4) larangan kikir; 5) larangan royal pada harta karena berakibat penyesalan, 6)
larangan membunuh anak karena takut miskin; 7) larangan mendekati zina; 8) larangan
membunuh tanpa hak; 9) larangan memakan harta anak yatim; 10) larangan
mencurangi takaran/timbangan; 11) larangan mengikuti praduga/waham; 12) larangan
bersikap sombong.
Adapun enam perintah yaitu: 1) perintah berdoa kepada orang tua; 2) perintah
berinfaq; 3) perintah menggunakan kata yang sopan jika tidak memberi infak; 4) perintah
bersikap moderat antara kikir dan royal; 5) perintah memenuhi janji; 6)
perintah menyempurnakan takaran/timbangan. Larangan dan perintah ini merupakan
contoh konkret dari tindakan-tindakan bijaksana. Sedikit perenungan membawa
kita pada kesadaran, mengapa Alquran perlu menyebut detil sedemikianrupa.
Ternyata manusia butuh contoh-contoh konkret untuk sampai pada perkara
mendalam.
Selanjutnya, tiga penegasan Alquran adalah sebagai berikut: 1) penegasan
bahwa Allah mengetahui isi hati, dan menerima taubat; 2) penegasan bahwa boros
adalah perbuatan setan yang ingkar kepada Allah; 3) penegasan bahwa Allah lah
yang melapangkan dan menyempitkan rezeki. Ketiga penegasan ini terselip di
antara rangkaian 17 ayat hikmah dalam surat al-Isra’. Kiranya ini menstimulus
pikiran kita agar merenungi hal-hal yang terkandung di balik perintah dan
larangan.
Perenungan ini menyampaikan kita pada al-hikmah, yaitu
pengetahuan mendalam tentang sesuatu di balik tindakan, tidak salah, tidak
ambigu dan menjadi dasar perbuatan. Pengetahuan seperti inilah yang mengantar kita
pada pikiran dan tindakan yang bijaksana.
Tulisan ini dimuat di Tabloit Pikiran Merdeka, Edisi 95, 26 Oktober-1 November 2015
Komentar
Posting Komentar